1. KASUS
Tn. R 28 tahun, klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap-cakap, banyak melamun, mengurung diri dan sering menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 Juni 2010 dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan dengan orang lain. Dari pengkajian, didapatkan: klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil. Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh klien. Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA. Klien juga merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan. Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.  Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan  TD : 120/ 80 mmHg, N: 86X/mnt, S:37,4°C, P:20X/mnt, TB:160cm, BB:50kg. Hasil pengkajian juga didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.

  1. PENGKAJIAN
1.        Identitas Klien :
Nama                        : Tn. R
Umur                        : 28 tahun
Agama                      : Islam
Alamat                      : Ds. Pangwangunan, no. 234 cirebon
Pekerjaan                  : -
Tanggal masuk RS  : 17 Desember 2012
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2012
No. RM                    : 67.95
2.        Alasan masuk :
Klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan:
·      Tidak mau bergaul dengan orang lain
·      Tidak banyak bercakap- cakap
·      Banyak melamun
·      Mengurung diri
·      Sering menyendiri
3.        Faktor Predisposisi
a.    Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 juni 2009 dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan dengan orang lain.
b.    Klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
c.    Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan kriminal dan klien tidak pernah melakukan penganiayaan.
d.   Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh klien.
e.    Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA.
f.     Klien mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
4.        Faktor Presipitasi
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
a.    Masa anak-anak
Klien tidak pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan.
b.    Masa remaja
Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sesuai pernyataan klien “saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA”.
c.    Masa dewasa
Klien mengatakan “ malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan”.
5.        Pemeriksaan Fisik
a.    Tanda- tanda vital
TD : 120/ 80 mmHg
N : 86 X/ mnt
S : 37,4° C
P : 20 X/ mnt
b.    Ukur
TB : 160 cm
BB : 50 kg
c.    Keluhan fisik
Dari hasil pengkajian didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.
6.        Psikososial
a.    Genogram
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta kakaknya. pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera mendapatkan pekerjaan karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
b.    Konsep diri
·      Citra tubuh
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya.
Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan pernyataan klien: “ saya menyukai seluruh bagian tubuh saya”.
·      Identitas diri
Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di ajarkan untuk bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai seorang anak laki- laki.
Dengan pernyataan klien: “saya di perlakukan sebagai seorang kakak laki-laki yg bertanggung jawab”.
·      Peran
Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun adik- adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan pernyataan klien: “ di rumah saya di tuntut untuk bisa menuntun adik- adik saya.”
·      Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya, dan ingin membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya.”
·      Harga diri
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum bekerja.
Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan teman- teman.”
c.    Hubungan sosial
·      Orang terdekat
Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
Dengan pernyataan klien: “ kalau saya ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita, saya hanya memendamnya sendiri.”
·      Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.”
Dengan pernyataan klien: “ saya di rumah hanya diam di kamar, tidak pernah ikut kegiatan apapun.”
·      Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang dan ramai.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak mempunyai teman dekat, saya juga tidak menyukai tempat yang ramai dan banyak orang.”
d.   Spiritual
·      Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan keadaannya mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.
Dengan pernyataan klien: “ saya yakin kalau saya bisa senbuh atas kehendak Allah.”
·      Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah supaya saya cepat sembuh.”
7.        Status Mental
a.    Penampilan
Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
b.    Pembicaraan
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
c.    Aktivitas motorik
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
d.   Alam perasaan
Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini.
e.    Afek
Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
f.     Interaksi selama wawancara
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
g.    Persepsi halusinasi
Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi, biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun.
Dengan pernyataan pasien: “ saya suka mendengar bisikan dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
h.    Proses pikir
Pembicaraan klien secukupnya.
i.      Isi pikir
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
j.      Tingkat kesadaran
Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak tampak bingung klien bisa menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu pagi, siang dan malam serta dapat menyebutkan tempat di mana klien berada.
k.    Memori
Klien mampu mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan kejadian saat ini.
·      Jangka panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang.
·      Jangka pendek
Klien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.
·      Memori saat ini
Klien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan interaksi.
l.      Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga mampu menjawab 3 dikurangi 1, klien menjawab 2.
m.  Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien memilih cuci tangan dulu sebelum makan.
n.    Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ dan menyadari dirinya sakit.
8.        Kebutuhan Persiapan  Peluang
a.    Makan
Klien makan 3X sehari, mampu menghabiskan 1 porsi makan dengan menu seimbang yang sudah disiapkan dari instalasi gizi (nasi, lauk, sayur, buah- buahan), klien makan pagi pukul 07.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, makan malam jam pukul 19.00 WIB, setelah makan klien merapikannya sendiri
Dengan pernyataan klien: “ saya makan sesuai dengan jadwal yang di berikan di RSJ.”
b.    BAB/ BAK
Bila klien ingin BAB/ BAK pergi ke WC tanpa bantuan orang lain, BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.
Dengan pernyataan klien: “ saya BAB/BAK sendiri tanpa bantuan suster, biasanya BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.”
c.    Mandi
Klien mandi di kamar mandi 2X sehari tanpa bantuan orang lain dan tidak lupa menggosok gigi, mencuci rambut 1 minggu sekali.
Dengan pernyataan klien: “ saya mandi 2X sehari tanpa di bantu siapapun, dan keramas 1 minggu sekali.”
d.   Berpakaian/ berhias
Klien mengganti pakaian 1X sehari dilakukan sendiri walaupaun kurang rapi.
Dengan pernyataan klien: “ saya ganti baju 1X sehari.”
e.    Istirahat dan tidur
Klien tidur siang pukul 11.00- 12.00 WIB dan tidur malam pukul 20.00- 05.00 WIB, aktivitas sebelum tidur klien adalah melamun dan diam, tapi tidak lupa untuk membaca doa sebelum tidur. Setelah bangun klien langsung mandi.
Dengan pernyataan klien: “ biasanya sebelum tidur saya melamun dan tidak lupa membaca do’a.”
f.     Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak mengetahui obat apa yang klien minum dan tidak mengetahui efek samping dan manfaat dari obat tersebut, minum obat 2X sehari dengan bantuan dari perawat, setelah minum obat merasa ngantuk dan lemas.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak tahu apa nama obat yang saya minum, efek samping dan manfaatnya, tapi setelah minum obat tersebut saya merasa ngantuk dan lemas.”
g.    Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak mengetahui akan berobat kemana jika telah keluar dari tumah sakit.
Dengan pernyatan klien: “Saya tidak tahu harus berobat kemana kalau saya sudah sembuh nanti.”
h.    Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan ketika di rumah klien tidak suka melakukan kegiatan apapun, seperti kegiatan rumah tangga sehari-hari. Klien tidak ikut dalam mengatur keuangan untuk kebutuhan seharinya.
Dengan pernyataan klien: “Di rumah saya tidak pernah mengerjakan apapun, dan tidak pernah ikut mengatur biaya kebutuhan sehari- hari.”
i.      Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan jarang keluar rumah, tidak suka berbelanja atau melakukan perjalanan.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak jarang keluar rumah, tidak suka belanja dan melakukan perjalanan apapun.”
9.        Mekanisme Koping
Maladaptif: Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang memendamnya dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain.
10.    Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.
11.    Pengetahuan
Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu keluarga membawanya ke RSJ.
12.    Aspek Medik
Terapi medis:
a.    Clarpramazine(cpz)
·      Warna obat orange.
·      Dosis yg diberikan 10 mg/hari.
·      Indikasi:
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas dan agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas motorik yang berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan perilaku hiperaktif lagi atau menyerang mual dan muntah berat.
·      Mekanisme kerja:
Mekanisme kerja antipsikatik yang tepat belum dipahami sebelumnya namun mungkin berhubungan dengan antiodapaminergik.antipsikotik dapat menyeliat reseptor domain post maps pada ganglia basal,hipotalamus,sistem umbila batang ptak dan medula.
·      Efek samping :
Seperti sedasi,sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, keletihan, penglihatan kabur, kegelisahan, ansietas dan depresi.
·      Kontra indikasi :
Penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan jantung, ketergantungan obat, penyakit ssp, gangguan kesadaran disebabkan oleh depresi ssp.
·      Manfaat :
Memberikan pikiran tenang,perilaku jadi lebih adaktif.
b.    Haloperidol (HPD)
·      Warna obat pink.
·      Dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari.
·      Indikasi :
Penatalaksanaan psikopsus kronik dan akut, pengendalian TIK dan pengucapanb vokal pada gangguan jiwa . penanggulangan dimensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak- anak
·      Kontra indikasi:
Penyakit hati, penyakit darah tinggi, epilepsi, kelainan jantung, ketergantungan obat, gangguan kesadaran, penyakit sindrom saraf pusat.
·      Efek samping:
Mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kelemahan otot, konstipasi.
·      Manfaat:
Memberikan pikiran tenang, perilaku menjadi lebih adaftif.
c.    Trihexypenidil (THP)
·      Warna obatnya putih.
·      Dosis yang diberikan 2 mg/ hari.
·      Indikasi:
Segala jenis penyakit parkinson, gejala ekstra piramida, berkaitan dengan obat- obat psikotik.
·      Kontra indikasi:
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau pada anti polinergik lain glaukoma sudut tertutup.
·      Efek samping:
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, dilatasi ginjal, retensi urin.
·      Manfaat:
Anti depresi, menetralkan dan menghilangkan efek samping dari anti spikasi seperti mual.

C.    ANALISA DATA
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
Data objektif :
-    Tidak mau bergaul dengan orang lain.
-    Tidak banyak bercakap-cakap.
-    Banyak melamun.
-    Mengurung diri.
-    Sering menyendiri.
-    klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
-    Klien tampak sedih.
-    Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
-    Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
-    Klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
Data subjektif :
-   Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
-   Klien merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
-   Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
-   Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.

Isolasi Sosial
Data Objektif :
-   Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
-   Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
-   Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini.
Data subjektif                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
-   Klien mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
Kegagalan
Harga diri rendah situasional
Data objektif :
-    Tidak mau bergaul dengan orang lain.
-    Mengurung diri.
-    Sering menyendiri.
-    Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
-    Klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
Data subjektif :
-   Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
-   Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.
Isolasi sosial
Resiko kesepian


D.    DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.    Isolasi Sosial
Domain 12 : Kenyamanan.
Kelas 3 : Kenyamanan sosial.
Definisi : pengalaman sendirian yang dialami individu dan disadari sebagai beban oleh orang lain dan sebagai hal yang negatif atau tahap yang mengancam
Batasan Karakterisitik :
-   Tidak mau bergaul dengan orang lain.
-   Tidak banyak bercakap-cakap.
-   Banyak melamun.
-   Mengurung diri.
-   Sering menyendiri.
-   Klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
-   Klien tampak sedih.
-   Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
-   Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
-   Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
-   Klien merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
-   Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
-   Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.

1.    Lonliness severity
Definisi: keparahan respon emosi , sosial atau respon isolasi.
Indikator:
-  Depresi menurun
-  Rasa mengisolasi diri menurun
-  Kesulitan menurun dalam merencanakan sesuatu
-  Aktifitas dapat ditingkatkan

2.    Social Involvement
Definisi: Interaksi sosial dengan orang, kelompok maupun organisasi.
Indikator:
-       Interaksi dengan teman meningkat
-       Interaksi dengan tetangga meningkat
-       Interaksi dengan anggota keluarga

3.    Social interaction skills
Definisi: tingkah laku individu yang mengintepretasikan hubungan.
Indokator:
-       Bekerja sama dengan orang lain meningkat.
-       Mengesampingkan sensitifitas pada orang lain.


1.    Counseling
Definisi: menggunakan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan masalah atau perasaan pasien untuk meningkatkan dukungan koping, menyelesaikan masalah dan hubungan interpersonal.
Aktifitas:
-       Minta pasien untuk mengekspresikan perasaan
-       Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang dapt menyebabkan distres
-       Gunakan tekhnik refleksi
-       Minta pasien mendata alternatif masalah
-       Identifikasi perbedan pandangan pasien dan psikiatri.
-       kaji kemampuan atau kekuatan pasien.

2.    Self Esteem Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk meningkatkan kepribadian dalam menilai dirinya.
Aktifitas:
-       Monitor pernyataan tentang harga diri pasien.
-       Bantu pasien meningkatkan atau mengidentifikasi kemampuannya.
-       Tingkatkan kontak mata paien dalam komunikasi dengan orang lain.
-       Tingkatkan kemampuan pasien untuk mengevaluasi tingkah lakunya.
-       Tingkatkan kemampuan pasien untuk menerima kesempatan baru.
-       Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang dapat meningkatkan harga diri.
-       Monitor tingkat harga diri tiap waktu
-       Buat pernyataan positif tentang pasien.

3.    Therapy group
Definisi: Mengaplikasikan tekhnik psikoterapeutik ke kelompok termasuk kesatuan dalam interaksi diantara anggota kelompok.
Aktifitas:
-       Tentukan tujuan kelompok (kominikasi, dukungan).
-       Bentuk kelompok maksimal 5-12 anggota.
-       Pilih anggota yang aktif dari kelompok untuk membuat respon yang baik.
-       Tentukan motivasi yang akan didapat dari kelompok terapi.
-       Gunakan ketua kelompok jika memungkinkan.
-       Bertemu tiap 1-2 jam setiap sesi.
-       Mulai dan akhiri dengan mempertahankan partisipasi pasien dan beri kesimpulan.
-       Susun kursi secara melingkar
-       Tingkatkan diskusi.
-       Gunakan role play dan menyelesaikan masalah
-       Ambil anggota baru untuk mempertahankan integritas kelompok.