Jumat, 18 Oktober 2013
KASUS ISOLASI SOSIAL
- KASUS
Tn. R 28 tahun, klien datang diantar
oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan tidak mau
bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap-cakap, banyak melamun,
mengurung diri dan sering menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami
gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di RSJ Prof. Dr.
Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 Juni 2010 dikarenakan klien
apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan dengan orang lain.
Dari pengkajian, didapatkan: klien tidak minum obat secara teratur sehingga
pengobatan kurang berhasil. Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa seperti yang dialami oleh klien. Klien mengatakan punya pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya
waktu SMA. Klien juga merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan
pekerjaan. Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/ 80 mmHg, N: 86X/mnt, S:37,4°C,
P:20X/mnt, TB:160cm, BB:50kg. Hasil pengkajian juga didapatkan klien tidak
mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan
adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.
- PENGKAJIAN
1.
Identitas
Klien :
Nama :
Tn. R
Umur :
28 tahun
Agama :
Islam
Alamat :
Ds. Pangwangunan, no. 234 cirebon
Pekerjaan : -
Tanggal masuk RS : 17
Desember 2012
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2012
No. RM :
67.95
2.
Alasan
masuk :
Klien
datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan:
· Tidak
mau bergaul dengan orang lain
· Tidak
banyak bercakap- cakap
· Banyak
melamun
· Mengurung
diri
· Sering
menyendiri
3.
Faktor
Predisposisi
a. Klien
pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat
di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 juni 2009
dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan
dengan orang lain.
b. Klien
tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
c. Klien
tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan kriminal dan
klien tidak pernah melakukan penganiayaan.
d. Keluarga
klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh klien.
e. Klien
mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA.
f. Klien
mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
4.
Faktor
Presipitasi
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan :
a. Masa
anak-anak
Klien tidak pernah mengalami hal yang
tidak menyenangkan.
b. Masa
remaja
Klien mengatakan punya pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan sesuai pernyataan klien “saya dulu pernah
dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA”.
c. Masa
dewasa
Klien mengatakan “ malu karena sampai
sekarang belum mendapatkan pekerjaan”.
5.
Pemeriksaan
Fisik
a. Tanda-
tanda vital
TD : 120/ 80 mmHg
N : 86 X/ mnt
S : 37,4° C
P : 20 X/ mnt
b. Ukur
TB : 160 cm
BB : 50 kg
c. Keluhan
fisik
Dari hasil pengkajian didapatkan klien
tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan
adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.
6.
Psikososial
a. Genogram
Klien belum menikah dan klien tinggal
bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta kakaknya. pengambilan keputusan
dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh klien keras,
penuh dengan kedisiplinan, klien selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera
mendapatkan pekerjaan karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
b. Konsep
diri
· Citra
tubuh
Klien mengatakan: menyukai seluruh
bagian tubuhnya.
Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan pernyataan klien: “ saya menyukai
seluruh bagian tubuh saya”.
· Identitas
diri
Di rumah klien berperan sebagai seorang
anak dan seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di ajarkan untuk bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai seorang anak laki- laki.
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di ajarkan untuk bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai seorang anak laki- laki.
Dengan pernyataan klien: “saya di
perlakukan sebagai seorang kakak laki-laki yg bertanggung jawab”.
· Peran
Klien berperan sebagai anak dan kakak,
yang harus berbakti dan menuntun adik- adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan pernyataan klien: “ di rumah saya
di tuntut untuk bisa menuntun adik- adik saya.”
· Ideal
diri
Klien mengatakan ingin segera bekerja
untuk membantu kedua orang tuanya, dan ingin membina rumah tangga, serta ingin
cepat sembuh dari penyakitnya.
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya.”
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya.”
· Harga
diri
Klien mengatakan malu apabila bergaul
dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum bekerja.
Dengan pernyataan klien: “saya malu
bermain dengan teman- teman.”
c. Hubungan
sosial
· Orang
terdekat
Klien mengatakan tidak memiliki orang
yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
Dengan pernyataan klien: “ kalau saya
ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita, saya hanya memendamnya
sendiri.”
· Peran
serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan belum pernah mengikuti
kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran
dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.”
Dengan pernyataan klien: “ saya di rumah
hanya diam di kamar, tidak pernah ikut kegiatan apapun.”
· Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan di rumah klien termasuk
orang yang pendiam, malas bicara dengan orang lain, tidak ada teman dekat
dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang dan ramai.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak
mempunyai teman dekat, saya juga tidak menyukai tempat yang ramai dan banyak
orang.”
d. Spiritual
· Nilai
dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin adanya
Allah, klien pasrah dengan keadaannya mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.
Dengan pernyataan klien: “ saya yakin
kalau saya bisa senbuh atas kehendak Allah.”
· Kegiatan
ibadah
Klien mengatakan selama berada di RSJ
tidak pernah menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin
akan kesembuhan.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak
pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah supaya saya cepat sembuh.”
7.
Status
Mental
a. Penampilan
Klien tampak tidak rapi, baju tidak
rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
b. Pembicaraan
Kontak mata kurang selama komunikasi,
berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung
menolak untuk diajak berkomunikasi.
c. Aktivitas
motorik
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk
menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila
dimotivasi.
d. Alam
perasaan
Klien tampak sedih, karena klien merasa
sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien merasa putus asa dan tidak
berharga dalam hidup ini.
e. Afek
Tidak ada perubahan roman muka pada saat
diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya
bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
f. Interaksi
selama wawancara
Klien lebih banyak diam, kontak mata
pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai
memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
g. Persepsi
halusinasi
Klien mengatakan klien suka mendengar
bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi, biasanya bisikan itu datang pada
saat klien melamun.
Dengan pernyataan pasien: “ saya suka
mendengar bisikan dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
h. Proses
pikir
Pembicaraan klien secukupnya.
i. Isi
pikir
Selama wawancara, klien mengalami
depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan
tampak memisahkan diri dari orang lain.
j. Tingkat
kesadaran
Klien sadar sepenuhnya ditandai klien
tidak tampak bingung klien bisa menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa
membedakan waktu pagi, siang dan malam serta dapat menyebutkan tempat di mana
klien berada.
k. Memori
Klien mampu mengingat dengan baik
kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan kejadian saat ini.
· Jangka
panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke
RSJP magelang.
· Jangka
pendek
Klien mampu mengingat apa yang terjadi
pada minggu ini.
· Memori
saat ini
Klien dapat mengingat apa yang dilakukan
tadi sebelum melakukan interaksi.
l. Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, klien
mampu menyebutkan angka, klien juga mampu menjawab 3 dikurangi 1, klien
menjawab 2.
m. Kemampuan
penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang
ringan misalnya klien memilih cuci tangan dulu sebelum makan.
n. Daya
tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya berada di
RSJ dan menyadari dirinya sakit.
8.
Kebutuhan
Persiapan Peluang
a. Makan
Klien makan 3X sehari, mampu
menghabiskan 1 porsi makan dengan menu seimbang yang sudah disiapkan dari
instalasi gizi (nasi, lauk, sayur, buah- buahan), klien makan pagi pukul 07.00
WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, makan malam jam pukul 19.00 WIB, setelah makan
klien merapikannya sendiri
Dengan pernyataan klien: “ saya makan
sesuai dengan jadwal yang di berikan di RSJ.”
b. BAB/
BAK
Bila klien ingin BAB/ BAK pergi ke WC
tanpa bantuan orang lain, BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.
Dengan pernyataan klien: “ saya BAB/BAK
sendiri tanpa bantuan suster, biasanya BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.”
c. Mandi
Klien mandi di kamar mandi 2X sehari
tanpa bantuan orang lain dan tidak lupa menggosok gigi, mencuci rambut 1 minggu
sekali.
Dengan pernyataan klien: “ saya mandi 2X
sehari tanpa di bantu siapapun, dan keramas 1 minggu sekali.”
d. Berpakaian/
berhias
Klien mengganti pakaian 1X sehari
dilakukan sendiri walaupaun kurang rapi.
Dengan pernyataan klien: “ saya ganti
baju 1X sehari.”
e. Istirahat
dan tidur
Klien tidur siang pukul 11.00- 12.00 WIB
dan tidur malam pukul 20.00- 05.00 WIB, aktivitas sebelum tidur klien adalah
melamun dan diam, tapi tidak lupa untuk membaca doa sebelum tidur. Setelah
bangun klien langsung mandi.
Dengan pernyataan klien: “ biasanya
sebelum tidur saya melamun dan tidak lupa membaca do’a.”
f. Penggunaan
obat
Klien mengatakan tidak mengetahui obat
apa yang klien minum dan tidak mengetahui efek samping dan manfaat dari obat
tersebut, minum obat 2X sehari dengan bantuan dari perawat, setelah minum obat
merasa ngantuk dan lemas.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak
tahu apa nama obat yang saya minum, efek samping dan manfaatnya, tapi setelah
minum obat tersebut saya merasa ngantuk dan lemas.”
g. Pemeliharaan
kesehatan
Klien tidak mengetahui akan berobat
kemana jika telah keluar dari tumah sakit.
Dengan pernyatan klien: “Saya tidak tahu
harus berobat kemana kalau saya sudah sembuh nanti.”
h. Aktivitas
di dalam rumah
Klien mengatakan ketika di rumah klien
tidak suka melakukan kegiatan apapun, seperti kegiatan rumah tangga sehari-hari.
Klien tidak ikut dalam mengatur keuangan untuk kebutuhan seharinya.
Dengan pernyataan klien: “Di rumah saya
tidak pernah mengerjakan apapun, dan tidak pernah ikut mengatur biaya kebutuhan
sehari- hari.”
i. Aktivitas
di luar rumah
Klien mengatakan jarang keluar rumah,
tidak suka berbelanja atau melakukan perjalanan.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak
jarang keluar rumah, tidak suka belanja dan melakukan perjalanan apapun.”
9.
Mekanisme
Koping
Maladaptif: Klien mengatakan jika ia
mempunyai masalah, klien senang memendamnya dan tidak mau menceritakannya kepada
orang lain.
10.
Masalah
Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mengenal semua
teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.
11.
Pengetahuan
Keluarga klien mengerti bahwa klien
mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu keluarga membawanya ke RSJ.
12.
Aspek
Medik
Terapi medis:
a. Clarpramazine(cpz)
· Warna
obat orange.
· Dosis
yg diberikan 10 mg/hari.
· Indikasi:
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas dan agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas motorik yang berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan perilaku hiperaktif lagi atau menyerang mual dan muntah berat.
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas dan agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas motorik yang berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan perilaku hiperaktif lagi atau menyerang mual dan muntah berat.
· Mekanisme
kerja:
Mekanisme kerja antipsikatik yang tepat
belum dipahami sebelumnya namun mungkin berhubungan dengan
antiodapaminergik.antipsikotik dapat menyeliat reseptor domain post maps pada
ganglia basal,hipotalamus,sistem umbila batang ptak dan medula.
· Efek
samping :
Seperti sedasi,sakit kepala, kejang,
insomnia, pusing, keletihan, penglihatan kabur, kegelisahan, ansietas dan
depresi.
· Kontra
indikasi :
Penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan
jantung, ketergantungan obat, penyakit ssp, gangguan kesadaran disebabkan oleh
depresi ssp.
· Manfaat
:
Memberikan pikiran tenang,perilaku jadi
lebih adaktif.
b. Haloperidol
(HPD)
· Warna
obat pink.
· Dosis
yang diberikan 3- 5 mg/ hari.
· Indikasi
:
Penatalaksanaan psikopsus kronik dan
akut, pengendalian TIK dan pengucapanb vokal pada gangguan jiwa .
penanggulangan dimensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas dan masalah
perilaku berat pada anak- anak
· Kontra
indikasi:
Penyakit hati, penyakit darah tinggi,
epilepsi, kelainan jantung, ketergantungan obat, gangguan kesadaran, penyakit
sindrom saraf pusat.
· Efek
samping:
Mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering,
kelemahan otot, konstipasi.
· Manfaat:
Memberikan pikiran tenang, perilaku
menjadi lebih adaftif.
c. Trihexypenidil
(THP)
· Warna
obatnya putih.
· Dosis
yang diberikan 2 mg/ hari.
· Indikasi:
Segala jenis penyakit parkinson, gejala
ekstra piramida, berkaitan dengan obat- obat psikotik.
· Kontra
indikasi:
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau
pada anti polinergik lain glaukoma sudut tertutup.
· Efek
samping:
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing,
mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, dilatasi ginjal, retensi urin.
· Manfaat:
Anti depresi, menetralkan dan
menghilangkan efek samping dari anti spikasi seperti mual.
C.
ANALISA
DATA
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
Data objektif
:
- Tidak
mau bergaul dengan orang lain.
- Tidak
banyak bercakap-cakap.
- Banyak
melamun.
- Mengurung
diri.
- Sering
menyendiri.
- klien
tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
- Klien
tampak sedih.
- Kontak
mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
- Tidak
ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat
tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang
kuat (afek tumpul).
- Klien
mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang
lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
Data subjektif
:
- Klien
mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah
dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
- Klien
merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
- Klien
mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam masalah sendiri.
- Klien
mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
|
Isolasi
Sosial
|
|
Data Objektif
:
- Kontak
mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
- Klien
terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada
beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
- Klien
tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan
dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini.
Data subjektif
- Klien
mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan dan
keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
|
Kegagalan
|
Harga
diri rendah situasional
|
Data objektif
:
- Tidak
mau bergaul dengan orang lain.
- Mengurung
diri.
- Sering
menyendiri.
- Kontak
mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
- Klien
mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang
lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
Data subjektif
:
- Klien
mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam masalah sendiri.
- Klien
mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
|
Isolasi
sosial
|
Resiko
kesepian
|
D.
DIAGNOSA
& INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
Isolasi
Sosial
Domain 12 : Kenyamanan.
Kelas 3 : Kenyamanan sosial.
Definisi : pengalaman sendirian yang
dialami individu dan disadari sebagai beban oleh orang lain dan sebagai hal
yang negatif atau tahap yang mengancam
Batasan Karakterisitik :
- Tidak
mau bergaul dengan orang lain.
- Tidak
banyak bercakap-cakap.
- Banyak
melamun.
- Mengurung
diri.
- Sering
menyendiri.
- Klien
tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
- Klien
tampak sedih.
- Kontak
mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan, cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
- Tidak
ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat
tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang
kuat (afek tumpul).
- Klien
mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu pernah
dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
- Klien
merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
- Klien
mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam masalah sendiri.
- Klien
mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
|
1.
Lonliness
severity
Definisi: keparahan
respon emosi , sosial atau respon isolasi.
Indikator:
- Depresi
menurun
- Rasa
mengisolasi diri menurun
- Kesulitan
menurun dalam merencanakan sesuatu
- Aktifitas
dapat ditingkatkan
2.
Social
Involvement
Definisi: Interaksi sosial dengan
orang, kelompok maupun organisasi.
Indikator:
- Interaksi
dengan teman meningkat
- Interaksi
dengan tetangga meningkat
- Interaksi
dengan anggota keluarga
3.
Social
interaction skills
Definisi: tingkah laku individu
yang mengintepretasikan hubungan.
Indokator:
- Bekerja
sama dengan orang lain meningkat.
- Mengesampingkan
sensitifitas pada orang lain.
|
1.
Counseling
Definisi:
menggunakan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan masalah atau
perasaan pasien untuk meningkatkan dukungan koping, menyelesaikan masalah dan
hubungan interpersonal.
Aktifitas:
- Minta
pasien untuk mengekspresikan perasaan
- Bantu
pasien untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang dapt menyebabkan
distres
- Gunakan
tekhnik refleksi
- Minta
pasien mendata alternatif masalah
- Identifikasi
perbedan pandangan pasien dan psikiatri.
- kaji
kemampuan atau kekuatan pasien.
2.
Self
Esteem Enhancement
Definisi: membantu pasien untuk
meningkatkan kepribadian dalam menilai dirinya.
Aktifitas:
- Monitor
pernyataan tentang harga diri pasien.
- Bantu
pasien meningkatkan atau mengidentifikasi kemampuannya.
- Tingkatkan
kontak mata paien dalam komunikasi dengan orang lain.
- Tingkatkan
kemampuan pasien untuk mengevaluasi tingkah lakunya.
- Tingkatkan
kemampuan pasien untuk menerima kesempatan baru.
- Fasilitasi
lingkungan dan aktifitas yang dapat meningkatkan harga diri.
- Monitor
tingkat harga diri tiap waktu
- Buat
pernyataan positif tentang pasien.
3.
Therapy
group
Definisi:
Mengaplikasikan tekhnik psikoterapeutik ke kelompok termasuk kesatuan dalam
interaksi diantara anggota kelompok.
Aktifitas:
- Tentukan
tujuan kelompok (kominikasi, dukungan).
- Bentuk
kelompok maksimal 5-12 anggota.
- Pilih
anggota yang aktif dari kelompok untuk membuat respon yang baik.
- Tentukan
motivasi yang akan didapat dari kelompok terapi.
- Gunakan
ketua kelompok jika memungkinkan.
- Bertemu
tiap 1-2 jam setiap sesi.
- Mulai
dan akhiri dengan mempertahankan partisipasi pasien dan beri kesimpulan.
- Susun
kursi secara melingkar
- Tingkatkan
diskusi.
- Gunakan
role play dan menyelesaikan masalah
- Ambil
anggota baru untuk mempertahankan integritas kelompok.
|
0 komentar:
Posting Komentar